Megawati Wanti-wanti: Penjajahan Kini Hadir Lewat Algoritma dan Data

Megawati Wanti-wanti: Penjajahan Kini Hadir Lewat Algoritma dan Data
Megawati Wanti-wanti: Penjajahan Kini Hadir Lewat Algoritma dan Data

Megawati Wanti-wanti: Penjajahan Kini Hadir Lewat Algoritma dan Data

login
register

Home

Nasional

Politik
Hukum & Kriminal
Peristiwa
Pemilu
Info Politik

BERITA TERBARU

Internasional

Asean
Asia Pasifik
Timur Tengah
Eropa Amerika

BERITA TERBARU

Ekonomi

Keuangan
Energi
Bisnis
Makro
Corporate Action

BERITA TERBARU

Olahraga

Sepakbola
Moto GP
F1
Raket

BERITA TERBARU

Teknologi

Teknologi Informasi
Sains
Telekomunikasi
Climate

BERITA TERBARU

Otomotif

Tren
Mobil
Motor
E-Vehicle
Commercial
Info Otomotif

BERITA TERBARU

Hiburan

Film
Musik
Seleb
Seni Budaya
Music At Newsroom

BERITA TERBARU

Gaya Hidup

Health
Food
Travel
Trends

BERITA TERBARU

CNN TV

Ragam

Foto
Video
Infografis
Indeks

Fokus
Kolom
Terpopuler

Features

Search History

Loading… Nasional

Politik

Megawati Wanti-wanti: Penjajahan Kini Hadir Lewat Algoritma dan Data
CNN Indonesia

Sabtu, 01 Nov 2025 20:50 WIB

Bagikan:

url telah tercopy

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dikenal pula sebagai Presiden kelima RI. (ANTARA FOTO/MONANG SINAGA)

Jakarta, CNN Indonesia — Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mewanti-wanti bahwa penjajahan di masa kini hadir melalui algoritma dan data.Megawati dalam seminar internasional 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Blitar, Jawa Timur, Sabtu (1/11).Oleh karena itu, dia menilai kolonialisme belum berakhir, hanya berganti wajah. ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Jika dulu penjajahan hadir dengan meriam dan kapal perang, maka kini ia datang melalui algoritma dan data,” ujar Megawati seperti dikutip dari Antara.Lihat Juga :Megawati: Saya Mohon Anak Muda, Jangan Tergila-gila dengan AIIa menautkan perjuangan dekolonisasi tahun 1955 dengan perjuangan menghadapi neokolonialisme digital abad ke-21. “Dari Blitar ini, dari pusara Bung Karno [Presiden pertama RI Sukarno], saya menyerukan kepada dunia, mari kita bangun dunia baru! Dunia yang tidak diatur oleh algoritma tanpa hati nurani,” tegas Megawati.Ia menegaskan kecerdasan buatan atau akal imitasi (Artificial Intelligence/AI), big data, dan sistem keuangan digital lintas batas kini telah melahirkan bentuk baru dari imperialisme global.Menurutnya negara-negara maju menjadi pemilik dan pengendali data, sedangkan negara berkembang hanya menjadi pengguna algoritma yang tidak mereka kuasai.”Manusia direduksi menjadi angka, data menjadi komoditas,” ucap dia yang kini dikenal pula sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu.Sejumlah riset internasional, salah satunya UNCTAD Digital Economy Report 2024, pun mendukung gagasan Megawati tersebut. Dalam riset itu dikatakan 70 persen data dunia kini dikendalikan oleh segelintir raksasa teknologi global, seperti Google, Amazon, Meta, dan Microsoft, yang sebagian besar berbasis di Amerika Serikat dan Eropa.Sementara itu, negara berkembang seperti Indonesia menjadi pasar sekaligus pemasok data tanpa kedaulatan penuh atas infrastrukturnya.Laporan media menemukan sebagian besar layanan penyimpanan awan (cloud) dan basis data pemerintah masih bergantung pada penyedia asing, yang menimbulkan risiko kebocoran dan ketergantungan strategis.Lihat Juga :Megawati soal Tak Mau Punya HP: Everybody Wants to Know MeMegawati menyebut tantangan digital tersebut bukan semata persoalan ekonomi, melainkan persoalan kemanusiaan dan kedaulatan bangsa.Menurutnya tanpa pengendalian terhadap teknologi dan data, kemerdekaan sejati dinilai sulit tercapai.”Dunia membutuhkan a new global ethics, yakni aturan moral global baru, untuk menata kembali kekuasaan dalam ranah teknologi, ekonomi, dan informasi,” ujar Megawati.Keberanian moral dan PancasilaPresiden kelima RI itu pun berpendapat Indonesia membutuhkan keberanian moral seperti yang pernah ditunjukkan Presiden pertama RI Sukarno alias Bung Karno. Menurutnya dunia kini memerlukan regulasi baru agar teknologi tidak menjadi alat penindasan bentuk baru.Dia juga mengingatkan nilai-nilai Pancasila dapat menjadi pedoman etik dunia digital.Pancasila, menurutnya, merupakan falsafah universal yang menyeimbangkan antara dunia material dan spiritual, antara hak individu dan tanggung jawab sosial, serta antara kedaulatan nasional dan solidaritas antarbangsa.Untuk itu, Megawati menegaskan kemajuan teknologi harus dibingkai dalam etika kemanusiaan. Menurut dia, dunia seharusnya tidak diatur algoritma tanpa hati nurani, tetapi oleh nilai-nilai Pancasila yang memuliakan kehidupan.Dunia yang baru, sambung dia, bukan merupakan dunia yang tunduk pada mesin dan modal, melainkan dunia yang menempatkan manusia sebagai pusat peradaban.Lihat Juga :Wamen Nezar Sebut Draf RUU Keamanan Siber Ditargetkan Beres Tahun Ini (antara/kid)

[Gambas:Video CNN]

Bagikan:

url telah tercopy

TOPIK TERKAIT

penjajahan digital

megawati soekarnoputri

neokolonialisme

algoritma

data

kecerdasan buatan

pancasila

ARTIKEL TERKAIT

Megawati: Saya Mohon Anak Muda, Jangan Tergila-gila dengan AI

Megawati soal Tak Mau Punya HP: Everybody Wants to Know Me

PDIP Soal Polemik Whoosh: Bu Mega Sudah Ingatkan Sejak 2015

Megawati Kirim Bunga Anggrek Merah Putih saat Prabowo Ultah ke-74

Megawati Bicara Gelar Profesor di UGM hingga Narasi 350 Tahun Dijajah

Megawati Cerita Punya Banyak Gelar: Tapi Nggak Ada Pemalsuan

REKOMENDASI UNTUKMU

LIHAT SEMUA

LIHAT SEMUA

LAINNYA DI DETIKNETWORK

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA

TERPOPULER

Menyajikan berita terhangat langsung melalui handphone Anda DOWNLOAD SEKARANG

TELUSURI

Nasional

Internasional

Ekonomi

Olahraga

Teknologi

Otomotif

Hiburan

Gaya Hidup

berbuatbaik.id

CNN TV

IKUTI KAMI

© 2025 Trans Media, CNN name, logo and all associated elements (R) and © 2025 Cable News Network, Inc. A Time Warner Company. All rights reserved. CNN and the CNN logo are registered marks of Cable News Network, Inc., displayed
with permission. Tentang Kami |
Redaksi |
Pedoman Media Siber |
Karir |
Disclaimer
CNN U.S. |
CNN International |
CNN en ESPAÑOL |
CNN Chile
CNN México |
العربية |
日本語 |
Türkçe Megawati Wanti-wanti: Penjajahan Kini Hadir Lewat Algoritma dan Data

login
register

Home

Nasional

Politik
Hukum & Kriminal
Peristiwa
Pemilu
Info Politik

BERITA TERBARU

Internasional

Asean
Asia Pasifik
Timur Tengah
Eropa Amerika

BERITA TERBARU

Ekonomi

Keuangan
Energi
Bisnis
Makro
Corporate Action

BERITA TERBARU

Olahraga

Sepakbola
Moto GP
F1
Raket

BERITA TERBARU

Teknologi

Teknologi Informasi
Sains
Telekomunikasi
Climate

BERITA TERBARU

Otomotif

Tren
Mobil
Motor
E-Vehicle
Commercial
Info Otomotif

BERITA TERBARU

Hiburan

Film
Musik
Seleb
Seni Budaya
Music At Newsroom

BERITA TERBARU

Gaya Hidup

Health
Food
Travel
Trends

BERITA TERBARU

CNN TV

Ragam

Foto
Video
Infografis
Indeks

Fokus
Kolom
Terpopuler

Features

Search History

Loading… Nasional

Politik

Megawati Wanti-wanti: Penjajahan Kini Hadir Lewat Algoritma dan Data
CNN Indonesia

Sabtu, 01 Nov 2025 20:50 WIB

Bagikan:

url telah tercopy

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dikenal pula sebagai Presiden kelima RI. (ANTARA FOTO/MONANG SINAGA)

Jakarta, CNN Indonesia — Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mewanti-wanti bahwa penjajahan di masa kini hadir melalui algoritma dan data.Megawati dalam seminar internasional 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Blitar, Jawa Timur, Sabtu (1/11).Oleh karena itu, dia menilai kolonialisme belum berakhir, hanya berganti wajah. ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Jika dulu penjajahan hadir dengan meriam dan kapal perang, maka kini ia datang melalui algoritma dan data,” ujar Megawati seperti dikutip dari Antara.Lihat Juga :Megawati: Saya Mohon Anak Muda, Jangan Tergila-gila dengan AIIa menautkan perjuangan dekolonisasi tahun 1955 dengan perjuangan menghadapi neokolonialisme digital abad ke-21. “Dari Blitar ini, dari pusara Bung Karno [Presiden pertama RI Sukarno], saya menyerukan kepada dunia, mari kita bangun dunia baru!


Source: www.cnnindonesia.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *