Dualisme Berulang, Ada Apa dengan Partai Ka'bah?

Dualisme Berulang, Ada Apa dengan Partai Ka'bah?
Dualisme Berulang, Ada Apa dengan Partai Ka'bah?

Dualisme Berulang, Ada Apa dengan Partai Ka’bah? login

Home

Nasional

Politik
Hukum & Kriminal
Peristiwa
Pemilu
Info Politik

BERITA TERBARU

Internasional

Asean
Asia Pasifik
Timur Tengah
Eropa Amerika

BERITA TERBARU

Ekonomi

Keuangan
Energi
Bisnis
Makro
Corporate Action

BERITA TERBARU

Olahraga

Sepakbola
Moto GP
F1
Raket

BERITA TERBARU

Teknologi

Teknologi Informasi
Sains
Telekomunikasi
Climate

BERITA TERBARU

Otomotif

Tren
Mobil
Motor
E-Vehicle
Commercial
Info Otomotif

BERITA TERBARU

Hiburan

Film
Musik
Seleb
Seni Budaya
Music At Newsroom

BERITA TERBARU

Gaya Hidup

Health
Food
Travel
Trends

BERITA TERBARU

CNN TV

Ragam

Foto
Video
Infografis
Indeks

Fokus
Kolom
Terpopuler

Features

Search History

Loading… Nasional

Politik

ANALISIS
Dualisme Berulang, Ada Apa dengan Partai Ka’bah? CNN Indonesia

Selasa, 30 Sep 2025 11:38 WIB

Bagikan:

url telah tercopy

1. Dualisme Berulang, Ada Apa dengan Partai Ka’bah? 2. Tak Ada Sosok yang Mampu Pimpin PPP

Dualisme kepemimpinan kembali terjadi di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP), pakar menilai salah satu faktor yakni minimnya ketokohan di Partai Ka’bah. (ANTARA FOTO/Putra M. Akbar)

Jakarta, CNN Indonesia — Dualisme kepemimpinan kembali terjadi di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) setelah Muktamar yang digelar di Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (27/9) lalu.Dua kubu antara M Mardiono dengan Agus Suparmanto saling adu klaim terpilih sebagai Ketum PPP.Mardiono menyatakan terpilih menjadi Ketua Umum DPP PPP secara aklamasi usai mendapatkan persetujuan dari 1.304 muktamirin pemilik hak suara muktamar yang hadir. ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penetapan Mardiono sebagai ketum itu ditolak sebagian peserta Muktamar. Sebagian kader melalui Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Muhamad Romahurmuziy alias Romy menyatakan penetapan Mardiono tidak sah.Romy kemudian mengumumkan bahwa mantan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto terpilih menjadi Ketua Umum PPP periode 2025-2030. Pilihan RedaksiKader Luka Imbas Ricuh di Muktamar, PPP akan Ambil Langkah HukumAklamasi Mardiono hingga Penolakan Rommy di Muktamar PPP yang RicuhSaling Klaim Ketum PPP, Ini Profil Mardiono dan Agus SuparmantoSetelahnya, kedua kubu menyatakan akan mendaftarkan susunan pengurus baru pasca-muktamar setelah menuangkan keputusan muktamar ke dalam akta notaris.Merespons itu, Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra menyatakan pemerintah takkan mengesahkan pengurus baru PPP jika belum ada kesepakatan internal atas konflik yang terjadi.Yusril menegaskan pemerintah bersikap netral dan tidak memihak kubu mana pun dalam menyikapi dinamika internal yang terjadi di PPP.”Dalam mengesahkan pengurus partai politik, satu-satunya pertimbangan pemerintah adalah pertimbangan hukum. Jika terjadi konflik internal, pemerintah tidak akan mengesahkan susunan pengurus baru, tetapi akan menunggu tercapainya kesepakatan internal partai, putusan mahkamah partai, atau putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap,” kata Yusril di Kabupaten Belitung Timur, Senin (29/9), sebagaimana disebarluaskan oleh Humas Kemenko Kumham Imipas.Saling adu klaim kemenangan itu mengulang sejarah dualisme di Partai Ka’bah. Menjelang Pilpres 2014, dualisme kepemimpinan juga terjadi dan melibatkan Romy.Kala itu, Romy menolak sikap Ketua Umum Surya Dharma Ali mendukung pencalonan Prabowo Subianto di pilpres. Romy menginisiasi Rapimnas di Jakarta yang dihadiri 26 Ketua DPW dan 25 pengurus pusat.Hasilnya, Suryadharma Ali resmi diturunkan sebagai ketua umum.Masih di tahun yang sama, kasus dualisme berulang melalui dua Muktamar yang digelar oleh kubu Romy dan Djan Faridz. Pada 2 November 2014, Muktamar di Ancol, Jakarta menetapkan Djan Faridz sebagai ketua umum.Fenomena gunung esPengamat Politik Universitas Pamulang Cusdiawan berpendapat dualisme PPP ini hanyalah fenomena gunung es.Ia mengatakan akar permasalahan dari Partai Ka’bah ialah lemahnya pelembagaan partai politik di PPP.”Persoalan dualisme PPP belakangan hanyalah puncak dari gunung es, yang sebetulnya akar masalahnya terletak pada lemahnya pelembagaan partai tersebut,” kata Cus kepada CNNIndonesia.com, Selasa (30/9).Cus mengatakan PPP saat ini merupakan partai tua yang gagal bertransformasi menjadi parpol dengan pelembagaan kuat.Cus berpendapat lemahnya pelembagaan partai itu sudah terbaca sejak awal. Menurutnya, PPP sangat sarat akan pertarungan faksionalisme yang tidak bisa dikelola dengan baik.Ia mengatakan indikasi menguatnya faksionalisasi salah satunya terlihat dengan pencopotan Suharso Monoarfa jelang Pemilu 2024. Menurutnya, hal itu pun memengaruhi mesin partai dalam upaya mereka memenangkan pileg.Hal inilah yang kemudian menyebabkan tren suara partai yang menurun dan puncaknya gagal membawa PPP masuk ke parlemen pada Pileg 2024 lalu.”Ironisnya, alih-alih partai ini berupaya keras untuk mengonsolidasikan kekuatan internal partai guna kembali bisa masuk parlemen, yang dipertontonkan justru ego dan kepentingan elite atau faksi dibandingkan kepentingan kolektif parpol agar jalannya parpol lebih stabil,” ujarnya. Pentingnya belajar dari sejarahCus pun berpendapat PPP seakan tak belajar dari sejarah partainya sendiri yang pernah diterpa dualisme dan berujung gagal lolos ke parlemen.Alih-alih berbenah, ia mengatakan PPP justru kembali mempertontonkan dualisme antara Mardiono dengan Agus Suparmanto.Menurutnya, hal ini justru semakin melemahkan posisi PPP terhadap pemilih ataupun basis konstituen mereka.Ia mengatakan bisa saja dualisme ini membuat basis massa tradisional mereka berpaling, terlebih jika konflik berkepanjangan.”Pada 2024, faksionalisasi yang belum sampai mengarah pada dualisme saja sangat mengganggu mesin parpol dan membuat performa mereka jauh dari kata maksimal, apalagi ketika terjadi dualisme seperti sekarang?” ucap dia.Pada saat yang sama, Cus juga ikut mengomentari mengapa sosok eksternal salah satunya seperti eks KSAD Dudung Abdurrachman yang beberapa waktu lalu sempat masuk bursa menjadi ketum, namun kini justru tidak tampil menjadi calon ketum.Cus mengatakan gagalnya pihak eksternal masuk ke bursa PPP berkemungkinan karena resistensi dari internal PPP yang besar.Artinya, sosok eksternal itu tak mendapat dukungan yang cukup kuat dari internal kekuatan di PPP terutama faksi-faksi yang dominan.Lalu, kemungkinan keduanya ialah karena mereka menganggap PPP bukan sebagai suatu kendaraan politik yang menjanjikan. Selain pihak eksternal yang justru hilang dari bursa, Cus juga menyoroti Sandiaga Uno yang merupakan kader internal PPP. Namanya sempat digadang kuat menjadi ketum, namun saat ini lenyap dari peredaran.”Perihal nama Sandiaga yang tidak ada dalam kandidasi ketum, lebih dipengaruhi oleh faktor kedua yang saya sebut di atas. Artinya, Sandiaga menganggap bahwa menjadi ketum PPP yang nantinya pasti mengharuskannya menanam ‘saham’ lebih besar lagi bagi keperluan logistik parpol, justru tidak akan berbanding lurus dengan apa yang akan didapatkannya, daya tawar PPP terbilang rendah yang juga dilatarbelakangi oleh perolehan suara parpol yang terus menurun,” ujar Cus. Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah berpendapat dualisme PPP ini terjadi karena minim ketokohan di Partai Kabah tersebut.Ia mengatakan tak ada sosok yang menonjol yang dinilai mampu memimpin PPP. Dedi mencontohkan bahkan tokoh yang dianggap potensial, Romahurmuziy alias Romy, tak memiliki reputasi yang cukup kuat karena ia pernah terjerat kasus korupsi.”Itulah mengapa PPP alami perpecahan,” ucap Dedi.Ia juga berpendapat bahwa huru hara ini berkaitan dengan kegagalan kepengurusan sebelumnya membawa PPP lolos ke parlemen untuk pertama kali.Dedi menyebut kegagalan dan kericuhan yang terjadi di muktamar di Ancol, Jakarta kemarin menguatkan anggapan jika kepengurusan parpol saat ini tak memiliki kapasitas yang mumpuni dalam memimpin PPP.Pilihan RedaksiRomahurmuziy: Muktamar Ancol Telah Usai, Agus Suparmanto Ketum PPPYusril: Pengurus Baru PPP Tidak Akan Disahkan Jika Masih Ada KonflikPimpinan Muktamar Ungkap Kronologi Mardiono Jadi Ketum PPP TerpilihIa mengatakan bahwa telah terjadi situasi prematur dalam muktamar, sehingga ada dua kubu yang mengklaim menang secara aklamasi.”Mustahil ada aklamasi ketika ada kandidat lain yang turut mendaftar,” ujarnya.Gelar muktamar ulangIa pun menegaskan bagi PPP harus menggelar muktamar ulang. Menurutnya, baik Mardiono maupun Agus belum memiliki legitimasi terpilih yang kuat sebagai ketum.Dedi menekankan legitimasi keterpilihan dalam menentukan ketua umum parpol sangatlah penting demi kelangsungan parpol ke depan.Ia pun mendorong Kementerian Hukum untuk mengabaikan apabila kedua belah pihak mengajukan permohonan kepengurusan ke depan.”Mardiono maupun Agus Suparmanto sejauh ini belum miliki legitimasi terpilih, terlebih jika berita acara terpilih antara keduanya juga tidak dilengkapi dokumen yang sesuai dengan AD/ART Organisasi,” ucap dia.[Gambas:Photo CNN]

Tak Ada Sosok yang Mampu Pimpin PPP
BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:

1
2

Bagikan:

url telah tercopy

TOPIK TERKAIT

partai ka’bah

dualisme kepemimpinan

muktamar ppp

agus suparmanto

mardiono

pemilu 2024

ppp

ARTIKEL TERKAIT

Pimpinan Muktamar Ungkap Kronologi Mardiono Jadi Ketum PPP Terpilih

Saling Klaim Ketum PPP, Ini Profil Mardiono dan Agus Suparmanto

Yusril: Pengurus Baru PPP Tidak Akan Disahkan Jika Masih Ada Konflik

Dualisme PPP Hasil Muktamar Ancol, Mardiono Vs Agus Suparmanto

Romahurmuziy: Muktamar Ancol Telah Usai, Agus Suparmanto Ketum PPP

PPP Terbelah Lagi, Dua Kubu Saling Klaim Ketum Partai Ka’bah

REKOMENDASI UNTUKMU

LIHAT SEMUA

LIHAT SEMUA

LAINNYA DI DETIKNETWORK

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA

TERPOPULER

Menyajikan berita terhangat langsung melalui handphone Anda DOWNLOAD SEKARANG

TELUSURI

Nasional

Internasional

Ekonomi

Olahraga

Teknologi

Otomotif

Hiburan

Gaya Hidup

berbuatbaik.id

CNN TV

IKUTI KAMI

© 2025 Trans Media, CNN name, logo and all associated elements (R) and © 2025 Cable News Network, Inc. A Time Warner Company. All rights reserved. CNN and the CNN logo are registered marks of Cable News Network, Inc., displayed
with permission. Tentang Kami |
Redaksi |
Pedoman Media Siber |
Karir |
Disclaimer
CNN U.S. |
CNN International |
CNN en ESPAÑOL |
CNN Chile
CNN México |
العربية |
日本語 |
Türkçe


Source: www.cnnindonesia.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *